Sabang : Keputusan
Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Sabtu (28/3/2015),
lalu dinilai sangat memberatkan bagi para nelayan. Pasalnya, di samping harga
jual hasil tangkapan ikan yang akhir-akhir ini cenderung anjlok, nelayan Sabang
juga kesulitan melaut karena harga solar yang naik sehingga kerap merugikan
mereka.
Muhammad, salah satu
nelayan sekaligus Wakil Panglima Laot Wilayah Pasiran Sabang, kepada RRI, Senin
(30/3/2015) mengatakan, kenaikan harga BBM ini, khususnya solar, sangat
memberatkan bagi para nelayan, karena setiap melaut pihaknya harus menghabiskan
600 liter solar per satu kali Jumat dan ditambah dengan biaya operasional
lainnya.
“Kami cukup susah kalau
harga BBM kembali naik, karena ditambah lagi dengan harga ikan yang anjlok
turun. Ini sangat memberatkan bagi kami, ditambah lagi sekali melaut kami harus
memiliki modal hampir 5 juta,” tuturnya.
Ia menambahkan, walupun
harga BBM telah naik, para nelayan di Sabang tetap melaut demi mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Dan meskipun keputusan pemerintah dinilai sangat
mengecewakan kaum nelayan, mereka mengaku pasrah dan tetap menjalani aktifitas
melaut seperti biasa.
“Walaupun BBM naik, mau
tak mau kami tetap melaut. Kami terpaksa melaut untuk memenuhi kebutuhan
keluarga,” keluhnya.
Posted by RRISABANG
0
komentar»