Sabang : Mengenang
serta mengabadikan peristiwan peperangan Aceh- Belanda pada tahun 1873 silam,
salah seorang mahasiswa lulusan Universitas Laiden, Belanda, Anton Stolwijk
beserta Nikols, melakukan penelitian ke kota wisata Sabang, khususnya rumah sakit
pertama di kota Sabang, peninggalan pemerintahan Belanda pada saat itu, yang
kini dikenal dengan rumah sakit J. Lilipori atau rumah sakit TNI AL.
Di sela-sela penelitian
yang berlangsung selama satu hari itu, Anton Stolwijk saat diwawancarai RRI,
Selasa (05/05/2015) mengatakan, dirinya tergerak untuk menulis buku tentang
perang Aceh itu, untuk memberi penjelasan pada warga Belanda bahwa presepsi mereka
saat ini bertolak belakang dengan keadaan sesungguhnya, serta Aceh khususnya
Sabang, mempunyai kaitan yang sangat erat, yang ditandai dengan adanya rumah
sakit yang begitu megah di Sabang.
“Orang Belanda kalau
dengar kata Aceh, mereka tidak tau sejarah itu. Mereka tau Aceh perang, itu
saja. Mungkin mereka tau banyak orang meninggal disini. Orang tidak tau lain.
Pulau weh sabang, tidak terkenal di Belanda," jelasnya.
Sementara itu, pemandu
penelitian dari Sabang Haritage Society (SHS) Trisnaini mengatakan, SHS akan
terus memfasilitasi setiap peneliti tentang sejarah sabang, baik menunjukkan
bangunan- bangunan, maupun narasumber.
"Dalam hal ini
karena bukunya tentang perjuangan Aceh melawan Belanda, kalau di Sabang
kaitannya ya rumah sakit jiwa. Jadi, SHS berusaha untuk memfasilitasi
mereka," ungkap penulis artikel di buku Sabang lintas sejarah itu.
Ditambahkan Trisnaini,
pada perbincangannya bersama Anton Stolwijk, bahwa Anton beserta Nikols sangat
senang berada di kota Sabang, terlebih keramahtamahan dari warga sabang yang
sangat menghargai pendatang. Ia pun akan mempromosikan Sabang di Belanda dan
akan membuktikan bahwa Sabang merupakan tempat yang indah dan aman. Razie/Mj
Categories: