Sabang : Banyak cara
untuk melindungi dan melestarikan benda-benda peninggalan sejarah, salah
satunya dengan merawat situs-situs tersebut. Upaya itu diyakini bertujuan agar
benda-benda peninggalan cagar budaya dapat dijadikan sebagai bukti catatan dan
bukti bahwa di daerah itu pernah diduduki kolonial tentara asing.
Oleh karena itu, sudah
sepatutnya jika pemerintah daerah serta rakyatnya melindungi serta merawat akan
keberadaan benda-benda bersejarah di daerahnya.
Dalam kaitan itu,
pemerintah daerah di Sabang mengupayakan penyelamatan benda bernilai sejarah
dengan cara memindahkan meriam-meriam peninggalan bangsa Portugis yang tersebar
di beberapa tempat di kepulauan itu, kemudian ditempatkan di suatu tempat,
yaitu meriam-meriam yang terletak di Situs Battery’A’ terdapat di kubu Benteng
Desa Aneuk Laot, Kecamatan Sukakarya, terdapat 4 pucuk, dan meriam di Situs
Batteray’C’ terdapat di kubu Benteng Desa Cot Ba’u, Kecamatan Sukajaya terdapat
3 pucuk.
Menurut catatan, pemindahan
ketujuh pucuk meriam itu dilakukan pada bulan November 2003 lalu oleh Letnan
Dua Marinir M. Waluyo (P), dan dipindahkan ke lokasi Taman Wisata Sabang Fair
di pusat Kota Sabang. Upaya itu dilakukan untuk memudahkan masyarakat generasi
muda dan pencinta sejarah melihatnya, dan untuk menghindari kerusakan akibat
tidak terawat, hilang oleh tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab,
serta agar selalu terjaga kelestariannya.
Maksud tujuan
pemindahan tersebut pun sudah tertuang dalam naskah sebuah Prasasti yang
ditandatangani Komandan Lanal Sabang periode 2004-2005, Kolonel Laut Semi Djodi
Putra (P) semasa Walikota Sabang, Sofyan Harun ketika itu.
Hingga saat ini,
ketujuh pucuk Meriam peninggalan bangsa Portugis yang dijadikan situs cagar
budaya tersebut masih berdiri kokoh, di mana ujung meriam diarahkan ke laut
samudera luas. Langkah itu diambil sebagai upaya para pemuka pemerintah di
daerah itu untuk dapat dijadikan bukti kebanggaan masyarakat di daerah
setempat.
Categories: